Tino Sidin Anggota Brigade X
Pak Tino Sidin
Masih ingat pelukis yang bernaung di bawah Jl Bugisan No 5.......yang
mana ada diantara dari mereka yang menulis kata-kata yang mengobarkan
semangat perjuangan di pagar Gedung Agung Yogyakarta.
Salah satu pelukis yang bernaung di Jl Bugisan No 5 ini adalah Pak Tino Sidin. Dan ini sekelumit kisah Pak Tino Sidin dalam hubungannya dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan dari penjajah Belanda.
Pada tahun 1947 - 1949 Bapak Tino Sidin dibawah komando Mayor Poniman yang bagian zeni. Mayor Poniman ini paling suka kalau digambarain mobil sama Pak Tino Sidin ini. Dan suatu saat gambar mobil jeep hasil gambarannya Pak Tino Sidin milik Mayor Poniman dibawa ke Markas Letkol Suharto, yang berada di belakang Istana Agung. Mayor Poniman berkata ke Letkol Suharto "Iki Apik Lho, gambare".
Letkol Suharto yang amat menggemari Jeep langsung suka, terus Pak Letkol Suharto minta untuk digambarkan lagi gambar kuda, (entah apa gambar kuda itu diberikan atau tidak).
Dari hal tersebut kemudian Pak Tino menjadi bagian dari pasukannya Letkol Suharto, Brigade X dan mereka bersahabat erat.
Pak Tino Sidin kebetulan juga punya kegemaran yang sama dengan Pak Letkol Suharto yaitu suka makan soto di Lempuyangan. Saat makan soto biasanya Pak Tino menggambar,
Setelah pengakuan kedaulatan nasib kemudian membawa mereka ke kehidupannya masing-masing, Pak Tino ke Binjai jadi guru dan Pak Letkol Suharto ke Solo memimpin pasukan dan beberapa tahun kemudian Pak Letkol Suharto pindah ke Semarang menjadi Panglima Tentara disana.
Suatu saat di pertengahan tahun 1960-an Pak Suharto bicara santai dengan Probosutedjo adiknya yang jadi guru Taman Siswa di Pematang Siantar saat Probo nengok keluarga Pak Suharto, Pak Suharto menyebut nyebut nama Pak Tino Sidin, katanya kangen dan dia bangga cerita soal ahli gambar itu.
Tahun 1967, Pak Suharto menjadi Presiden RI. Lalu di tahun 1978 Pak Tino jadi pembawa acara tetap TVRI judulnya "Mari Menggambar". Pak Suharto pengin Pak Tino buat acara yang mendidik, lalu Daoed Joesoef Menteri Pendidikan NKK/BKK itu mengeksekusi rencana Pak Suharto untuk mengenalkan Pak Tino ke panggung publik. Pak Harto suka sekali liat acara gambar Pak Tino, kata Pak Harto : "ini acara sangat mendidik".
Dan jutaan anak Indonesia akan terkenang kata "Bagus" walaupun gambarnya cuman orat oret, tapi kata "Bagus" Pak Tino menanamkan jiwa baik bagi bangsa ini.........
Salah satu pelukis yang bernaung di Jl Bugisan No 5 ini adalah Pak Tino Sidin. Dan ini sekelumit kisah Pak Tino Sidin dalam hubungannya dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan dari penjajah Belanda.
Pada tahun 1947 - 1949 Bapak Tino Sidin dibawah komando Mayor Poniman yang bagian zeni. Mayor Poniman ini paling suka kalau digambarain mobil sama Pak Tino Sidin ini. Dan suatu saat gambar mobil jeep hasil gambarannya Pak Tino Sidin milik Mayor Poniman dibawa ke Markas Letkol Suharto, yang berada di belakang Istana Agung. Mayor Poniman berkata ke Letkol Suharto "Iki Apik Lho, gambare".
Letkol Suharto yang amat menggemari Jeep langsung suka, terus Pak Letkol Suharto minta untuk digambarkan lagi gambar kuda, (entah apa gambar kuda itu diberikan atau tidak).
Dari hal tersebut kemudian Pak Tino menjadi bagian dari pasukannya Letkol Suharto, Brigade X dan mereka bersahabat erat.
Pak Tino Sidin kebetulan juga punya kegemaran yang sama dengan Pak Letkol Suharto yaitu suka makan soto di Lempuyangan. Saat makan soto biasanya Pak Tino menggambar,
Setelah pengakuan kedaulatan nasib kemudian membawa mereka ke kehidupannya masing-masing, Pak Tino ke Binjai jadi guru dan Pak Letkol Suharto ke Solo memimpin pasukan dan beberapa tahun kemudian Pak Letkol Suharto pindah ke Semarang menjadi Panglima Tentara disana.
Suatu saat di pertengahan tahun 1960-an Pak Suharto bicara santai dengan Probosutedjo adiknya yang jadi guru Taman Siswa di Pematang Siantar saat Probo nengok keluarga Pak Suharto, Pak Suharto menyebut nyebut nama Pak Tino Sidin, katanya kangen dan dia bangga cerita soal ahli gambar itu.
Tahun 1967, Pak Suharto menjadi Presiden RI. Lalu di tahun 1978 Pak Tino jadi pembawa acara tetap TVRI judulnya "Mari Menggambar". Pak Suharto pengin Pak Tino buat acara yang mendidik, lalu Daoed Joesoef Menteri Pendidikan NKK/BKK itu mengeksekusi rencana Pak Suharto untuk mengenalkan Pak Tino ke panggung publik. Pak Harto suka sekali liat acara gambar Pak Tino, kata Pak Harto : "ini acara sangat mendidik".
Dan jutaan anak Indonesia akan terkenang kata "Bagus" walaupun gambarnya cuman orat oret, tapi kata "Bagus" Pak Tino menanamkan jiwa baik bagi bangsa ini.........
-Anton DH Nugrahanto-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar