Jumat, 05 Februari 2016

Perjuangan Eyang Oesodo Selama Class ke II

Perjuangan Eyang Oesodo Selama Class ke II

Nama beliau adalah bapak Eyang Oesodo dan saat Agresi Militer Belanda ke II dimasukkan artileri dan diberi senjata 2 cm. Dengan senjata serta peluru yang terbatas dan dibantu 15 orang anak buahnya Eyang Oesodo menyerbu markas pos terdepan Belanda yang berada di Bantul ( Sekarang: tangsi polisi Bantul ). Mengingat terbatasnya persenjataan dan kekuatiran akan jatuhnya banyak korban warga sipil Eyang Eyang Sodo dan teman-temannya mengatur strategi dengan melakukan penyerangan di malam hari. Strategi ini ternyata cukup ampuh. Banyak prajurit Belanda berguguran. Penyerangan Eyang Sodo dan kawan-kawannya diperluas sampai ke markas besar dan pusat kekuatan yang berada di pabrik Padokan Madukismo. Markas ini biasa memasok pasukan ke pos - pos. 

Pejuang dengan senapan kaliber 20 mm dari jenis 
Panzerbuchse Solothurn S18-1000 cal 20 x 138 mm

Bersenjatakan 20 mm dan 12,7 mm, Eyang Oesodo dan kawan-kawannya menggempur markas. Hasilnya luar biasa. Menurut laporan dr. Piculli, Kepala Rumah Sakit Bethesda, sebanyak 70 jenazah prajurit Belanda yang dimasukan ke kamar jenasah akibat gempuran Eyang Sodo dan kawan-kawannya. Bukan hanya itu, penghadangan konvoi Belanda dibawa pimpinan Kolonel Van Langen menuju Pos terdepan Bantul juga dilakukan Eyang Sodo dan kawan-kawannya. Sekitar tujuh-puluhan serdadu Belanda beserta kendaraan mengalami nasib naas. Hancur diberondong peluru Eyang Sodo dan kawan-kawannya. Setelah melakukan penghadangan Eyang Sodo memerintahkan pasukannya untuk kembali ke tempatnya. Sedangkan Eyang Sodo tetap berada di tempat itu, ditengah hamparan sawah sambil memperhatikan bantuan serdadu Belanda yang mengangkut jenazah dan menarik kendaraan yang rusak. Setelah menyaksikan segala yang terjadi di malam itu dan situasipun dianggap sudah aman , Eyang Sodo menyeberangi jalan besar lalu menyeberangi lagi kali Bedog yang waktu itu dalamnya air sebatas dada orang dewasa. Tak disangka di tepi barat sungai Bedog tersebut berdiri Pak Harto (Soeharto Mantan Presiden RI) berpakaian seperti rakyat biasa, meneteng pancing di tangan, bersarung dan bertopi caping. Pak Harto menanyakan apa sedang terjadi dan Eyang Sodo menceritakan kejadian yang baru saja mereka lakukan yakni mencegat dan menghancurkan konvoi Belanda yang akan dikirim ke Pos Bantul. Selesai menceritakan Eyang Sodo lalu diajak Pak Harto ke Markasnya yang berada didaerah Kasihan, sebelah barat pabrik gula Madukismo. Sesampainya disana Eyang Sodo diajak makan bersama dengan Mantan orang nomor satu di republik ini. Eyang Sodo mengaku baru pada kesempatan itulah dia merasakan makananyang begitu enak. Walaupun cuma nasi putih dicampur jangan besengak, berlauk tempe dan telur namun ruasanya nuikmat sekali, ujar Eyang Sodo penuh ekspresi. Pasukan yang dimotori Eyang Akhirnya memasuki Kota Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar