Merti monumen dan Museum kegiatan khas dari Komunitas Penggiat Sejarah Djokjakarta 1945
Bermula ketika
komunitas Djokjakarta melewati daerah dusun Klaci II Margodadi Seyegan
Sleman pada tanggal 10 Agustus 2014 dan melihat kondisi Stadion Monumen
TGP yang dicat dengan warna bendera Palestina dan plakat tetenger yang
kena vandalisme dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Dan inilah penampakan Monumen TGP yang diamati pada tanggal 10 Agustus 2014.
Kondisi Monumen TGP yang di cat dengan bendera Palestina
Kondisi plakat yang mengalami vandalisme oleh tangan-tangan jahil
Dilanjutkan dengan pengamatan Mas Andra pada tanggal 14 Agustus 2014. Dan hasil foto kondisi Stadion Monumen TGP tersebut diunggah ke media sosial Facebook dan kemudian mendapat tanggapan positif untuk mengecat ulang Monumen TGP tersebut dengan warna Sang Merah Putih.
Kondisi monumen TGP tanggal 14 Agustus 2014 yang nampak digambari dengan bendera Palestina oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Komunitas
Djokjakarta 1945 bersama kelompok penggemar airsoftgun dari Detasemen
Cobra yang secara bahu membahu melakukan pengecatan ulang Monumen TGP
tersebut pada tanggal 17 Agustus 2014 dari pagi hingga malam hari.
Anggota Detasemen Cobra dan Djokjakarta 1945 pada tanggal 17 Agustus 2014 mulai dari pagi melakukan pengecatan Monumen TGP dengan warna bendera merah putih
Di sore hari mulai nampak hasilnya Monumen TGP mulai dihiasi dengan warna merah putih warna bendera Indonesia
khirnya
Monumen TGP bisa kembali ke fungsi aslinya sebagai tetenger untuk
menggugah semangat Nasionalisme bangsa ini dengan mengecat Monumen TGP
tersebut dengan warna bendera Merah Putih dan mengecat ulang tetenger
yang ada di Monumen TGP tersebut.
Dilanjutkan dengan proses pengecatan tetenger
Proses awal pengecatan tetenger di Monumen TGP
Proses pengecatan tetenger yang dilakukan hingga malam hari
Tetenger yang telah selesai dicat
Proses pengecatan Monumen TGP dan tetengernya yang selesai hingga malam hari
Ini
adalah Monumen yang pertama kali ditangani oleh Komunitas Djokjakarta
1945 dan masih banyak lagi monumen-monumen di sekitar Yogyakarta yang
akan ditangani oleh Komunitas Djokjakarta 1945.
Semoga saja kerjasama antara Komunitas Djokjakarta 1945 dan Detasemen Cobra dalam merawat monumen akan dapat terus berlanjut dan juga semoga ada partisipasi dari seluruh warga Yogyakarta dan sekitarnya untuk merawat monumen-monumen perjuangan yang ada.
Semoga saja kerjasama antara Komunitas Djokjakarta 1945 dan Detasemen Cobra dalam merawat monumen akan dapat terus berlanjut dan juga semoga ada partisipasi dari seluruh warga Yogyakarta dan sekitarnya untuk merawat monumen-monumen perjuangan yang ada.
Dan hingga tanggal 13 November 2014 saat dicek sama Mas Penyo (Eko Isdianto) masih nampak bersih.
Kondisi pada tanggal 5 Juli 2015 Monumen TGP menjadi sasaran tangan-tangan jahil lagi.
Untungnya pada 3 Desember 2015 kondisi Monumen TGP telah ada yang mengecat ulang lagi dengan warna bendera merah putih
Kondisi pada tanggal 5 Juli 2015 Monumen TGP menjadi sasaran tangan-tangan jahil lagi.
Untungnya pada 3 Desember 2015 kondisi Monumen TGP telah ada yang mengecat ulang lagi dengan warna bendera merah putih
Melihat kejadian pada tanggal 5 Juli 2015 dengan adanya aksi vandalisme di Monumen TGP telah diselesaikan oleh warga sekitar dengan mengecat ulang Monumen TGP dengan warna bendera merah putih. Ini artinya pendidikan ke masyarakat arti pentingnya merawat monumen telah mengena di hati masyarakat sekitar Monumen TGP di daerah dusun Klaci II Margodadi Seyegan Sleman.
Kegiatan kedua Merti Monumen dan Museum dilanjutkan di tanggal 14 Mei 2015. Kali ini kegiatan Merti Monumen dan Museum dilaksanakan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Kegiatan ini bertujuan membersihkan koleksi yang ada di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dengan peserta dari Komunitas Djokjakarta 1945, Komunitas Model Kit Indonesia, Komunitas MOBTA Yogyakarta serta kelompok airsoft gun Detasemen Cobra.
Tumpukan mateerial yang mengisi bungker yang harus digali dan diangkat
selama Merti Monumen dan Museum kali ini
Bersiap-siap sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan
Teman-teman dari Komunias MOBTA Yogyakarta
Kelompok satu bertugas membawa naik bebatuan yang menutup jalan keluar bunker.
Kelompok 2 mengangkut tanah yang mengisi sebagian besar ruangan bungker
Kelompok tiga melakukan penyaringan tanah untuk
memisahkan tanah dari bebatuan kecil dan plastik-plastik
Istirahat sebentar sambil menikmati hidangan yang disediakan untuk mengisi tenaga
Dikunjungi oleh Bapak Kolonel (Sus) Sudarno yang dahulu merupakan Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, nampak juga Mayor (Sus) Ayi Supriyadi yang dahulu juga pernah menjabat sebagai Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Foto bersama seusai acara Merti Monumen dan Museum bersama seluruh anggota Komunitas Djokjakarta 1945, Komunitas MOBTA, Komunitas Model Kit Indonesia, Lembaga Kajian Pertahanan KERIS dan pengurus Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Pada tanggal 18 April 2016 di harian Kedaulatan Rakyat nampak ditayangkan kegiatan Merti Monumen dan Museum di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Bagian ventilasi udara bunker
Tanah yang dahulunya mengisi sebagian besar ruangan bunker
nampak sudah hampir habis terangkat
Monumen sangkal untuk mengenang pertempuran Sangkal
Para anggota TNI yang gugur dalam pertempuran Sangkal
Plakat yang menunjukkan tanggal peresmian Monumen Sangkal yaitu tanggal 1 Maret 1998 dan diresmikan oleh Ketua Kerukunan Keluarga Ex Resimen 22 WK III Bapak R. H. Soerjono
Kegiatan kedua Merti Monumen dan Museum dilanjutkan di tanggal 14 Mei 2015. Kali ini kegiatan Merti Monumen dan Museum dilaksanakan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Kegiatan ini bertujuan membersihkan koleksi yang ada di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dengan peserta dari Komunitas Djokjakarta 1945, Komunitas Model Kit Indonesia, Komunitas MOBTA Yogyakarta serta kelompok airsoft gun Detasemen Cobra.
Para peserta Merti Monumen dan Museum mulai berdatangan
Konsumsi yang disediakan oleh pihak Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Brefing awal sebelum Merti Monumen dan Museum dimulai
Melaksanakan pembersihan kaca vitrine dan benda koleksi yang berada di dalam vitrine
Komunitas Model Kit Indonesia membersihkan dan memperbaiki
model kit pesawat terbang yang ada di dalam kotak vitrine
Pembersihan koleksi persenjataan milik Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Selesai kegiatan menonton film perjuangan di ruang audio visual
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
model kit pesawat terbang yang ada di dalam kotak vitrine
Pembersihan koleksi persenjataan milik Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Selesai kegiatan menonton film perjuangan di ruang audio visual
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Menindaklanjuti adanya sebuah bunker di depan komplek Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, yang lalu oleh pihak Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dilakukan penggalian bunker tersebut untuk nantinya bisa dijadikan sebagai salah satu wahana kunjungan bagi pengunjung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala ini. Untuk mendukung kegiatan penggalian bunker ini maka komunitas penggiat sejarah Djokjakarta 1945 menggandeng komunitas-komunitas lainnya yaitu komunitas MOBTA Yogyakarta, Komunitas Model Kit Indonesia, Lembaga Kajian Pertahanan KERIS untuk berperan serta dalam kegiatan Merti Monumen dan Museum kali ini dan melibatkan peserta kurang lebih sebanyak 50 orang.
Pengarahan sebelum melakukan Merti Monumen dan Museum yang disampaikan oleh Mayor (Sus) Ayi Supriyadi
Tumpukan mateerial yang mengisi bungker yang harus digali dan diangkat
selama Merti Monumen dan Museum kali ini
Bersiap-siap sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan
Teman-teman dari Komunias MOBTA Yogyakarta
Kelompok satu bertugas membawa naik bebatuan yang menutup jalan keluar bunker.
Kelompok 2 mengangkut tanah yang mengisi sebagian besar ruangan bungker
Kelompok tiga melakukan penyaringan tanah untuk
memisahkan tanah dari bebatuan kecil dan plastik-plastik
Istirahat sebentar sambil menikmati hidangan yang disediakan untuk mengisi tenaga
Dikunjungi oleh Bapak Kolonel (Sus) Sudarno yang dahulu merupakan Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, nampak juga Mayor (Sus) Ayi Supriyadi yang dahulu juga pernah menjabat sebagai Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Foto bersama seusai acara Merti Monumen dan Museum bersama seluruh anggota Komunitas Djokjakarta 1945, Komunitas MOBTA, Komunitas Model Kit Indonesia, Lembaga Kajian Pertahanan KERIS dan pengurus Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Pada tanggal 18 April 2016 di harian Kedaulatan Rakyat nampak ditayangkan kegiatan Merti Monumen dan Museum di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Kegiatan penggalian bunker tetap terus dilaksanakan oleh pihak Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta sampai semua material yang sebelumnya mengisi bagian dalam bunker berhasil dikeluarkan semua oleh personil-personil Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Dan semoga saja bunker ini ke depannya bisa sebagai wahana baru yang bisa dikunjungi sama para pengunjung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Dan tentunya bunker ini akan terlebih dahulu ditata agar bisa menarik pengunjung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala untuk memasukinya.
Bagian jalan masuk bunker yang sudah tembus keluar
dan nampak adanya tangga untuk masuk ke dalam bunker.
Bagian ventilasi udara bunker
Tanah yang dahulunya mengisi sebagian besar ruangan bunker
nampak sudah hampir habis terangkat
Kegiatan Merti Monumen dan Museum akan terus dijalankan ke depannya oleh Komunitas Penggiat Sejarah Djokjakarta 1945, dan agenda terdekat akan melakukan Merti Monumen di Monumen Sangkal di daerah Sewon Bantul di sekitar Jl. Parangtritis pada hari Minggu tanggal 26 Juni 2016 jam 15.00 sampai dengan selesai. Meskipun di bulan Ramadhan atau pas puasa Ramadhan tapi komunitas Djokjakarta 1945 akan tetap melaksanakan Merti Monumen ini.
Monumen sangkal untuk mengenang pertempuran Sangkal
Para anggota TNI yang gugur dalam pertempuran Sangkal
Plakat yang menunjukkan tanggal peresmian Monumen Sangkal yaitu tanggal 1 Maret 1998 dan diresmikan oleh Ketua Kerukunan Keluarga Ex Resimen 22 WK III Bapak R. H. Soerjono